Setelah 20 Tahun beliau pergi berkelana hingga sampai di surakarta bertepatan dengan perang diponegoro beliau mendapatkan amanah untuk menjadi bupati. Tahun 1832 KH. Abdurahman kembali berkelana dan sampailah beliau di sebuah wilayah yang merupakan gabungan dari beberapa kadipaten pada waktu itu. Ketika berkelana beliau memakai nama samaran yaitu Bagus Bancalana. Di tegalrejo KH. Abdurahman babat mulai tahun 1835 sampai dengan beliau meninggal dan akhirnya dimakamkan di Tegalrejo Semen kabupaten Magetan.
Nama Abdurahman merupakan nama dari putra beliau yang meninggal saat masih kecil dan dimakamkan di Mawatsari. Setelah melaksanakan ibadah haji beliau menggunakan "KH. Abdurahman" kemudian nama "Nur Basori" diberikan kepada putra ketujuh yang bernama mbah "Iskaq".
Tahun 1897 KH. Abdurahman meninggal dan dimakamkan di belakang masjid Tegalrejo yang menjadi pusat penyebaran tarekat syattariyah akmaliyah.
Pondok Pesantren Darul Ulum sebagai tempat penyebarluasan penerus ilmu Mbah KH. Abdurrahman akan mengadakan Haul pada :
Hari, Tanggal | : | Sabtu, 18 November 2017 |
Waktu | : | 19.30 WIB |
Tempat | : | Pondok Pesantren Darul Ulum Rejomulyo Ds. Rejomulyo Kec. Barat Kab. Magetan |
Mauidzoh Hasanah | : | KH. Abdul Jalil at Thoyyib Assa'id ( Pengasuh Ponpes Al Itihadut Thoyyib, Grabag Magelang ) |
Hadir Pula | : | 1. Mursyid Tarekat Syattariyah Jawa Tengah dan Jawa Barat 2. Pengurus Jatmi Pusat 3. Syekh Dr. Dhiyauddin Qhuswandi (Malang) 4. Dr. Bambang (Penasehat Spiritual Kraton Kacirebonan |
0 komentar:
Posting Komentar